Last updated on February 1st, 2024 at 10:21 pm
Hai, Indsei! Saat kamu membaca manga, menonton anime dan dorama Jepang, pasti tidak asing dengan ekspresi kata seperti doki-doki, waku-waku, dan wan-wan. Kamu pasti sering menemukan karakter atau tokoh dalam anime mengekspresikan hal ini. Kata-kata ini dikenal dengan “Onomatope”, walau tidak ada dalam kamus secara khusus namun memiliki makna.
Nah, dalam percakapan bahasa Jepang ada keadaan ataupun situasi yang bisa di ekspresikan dengan kata-kata. Kamu bisa menirukan sebuah bunyi untuk mengekspresikan suatu keadaan ini, seperti suara hujan, suara detak jantung, dan bahkan suara hewan. Untuk memahami lebih dalam apa itu onomatope dan bagaimana contoh penggunaannya, mari simak penjelasan berikut ini.
Apa itu Onomatope?
Onomatope atau onomatopeia adalah kata – kata yang digunakan untuk menggambarkan bunyi suatu benda, suara hewan, suatu keadaaan atau aktivitas tertentu. Dalam bahasa Jepang, pengunaan onomatope ini untuk memudahkan percakapan dan menggambarkan suatu kalimat menjadi lebih ekspresif.
Banyak kata-kata onomatope ini terdiri dari kata ganda atau pengulangan kata, dengan pelafalan yang cukup unik. Di Jepang, ada sekitar 4500 kata tiruan (onomatope) dan penggunan onomatope sangat umum di Jepang, setidaknya orang Jepang menggunakan onomatope 1 kali dalam percakapan sehari-harinya. Contoh paling umum adalah suara gonggongan anjing, di Jepang disebut “wanwan (ワンワン)”.
Onomatope di tiap negara berbeda-beda, seperti di Indonesia sendiri seperti kata “meong” untuk menggambarkan suara kucing, “kwek-kwek” untuk menggambarkan suara bebek. Dan berbeda juga dalam bahasa Inggris seperti “bow wow” untuk menggambarkan suara anjing dan “meow” untuk menggambarkan suara kucing.
5 Kategori Onomatope dalam Bahasa Jepang
Onomatope tidak hanya menggambarkan suara tapi juga bentuk perasaan seseorang. Onomatope dibagi menjadi dalam 5 kategori, yaitu : Gisegio, Giongo, Gitaigo, Giyougo dan Gijougo.
1. Giseigo (Suara orang dan hewan)

Giseigo adalah kata untuk menirukan dan mengekspresikan suara makhluk hidup seperti suara orang dan suara hewan. Berikut ini contoh dari onomatope giseigo:
Giseigo | Deskripsi/Arti | Bahasa Indonesia |
ワンワン (wan-wan) | Suara gonggongan anjing | Gukguk |
ニャー(nyan) | Suara kucing (Meong) | Meong |
モーモー (moo-moo) | Suara Sapi | Moo |
ブーブー (buu-buu) | Suara babi | Ngok – ngok |
コケコッコー (kokekokkoo) | Suara Ayam jantan | Kukuruyuk |
ケロケロ (kero-kero) | Suara kodok | Kwebek |
ウキウキ (uki-uki) | Suara monyet | Kek – kek |
2. Giongo (Suara benda mati)
Giongo adalah kata untuk menggambarkan suara/bunyi dari benda mati dan alam seperti, suara air mengalir, suara hujan, hembusan angin, suara detik jam dan sebagainya.
Giongo | Arti |
パラパラ (para-para) | Percikan cahaya, hujan yang menyebar |
リンリン (rin-rin) | Suara berdering, seperti bel sepeda |
コンコン (kon-kon) | Ketukan pintu |
ザーザー (zaa-zaa) | Hujan deras |
ゴボゴボ (gobo-gobo) | Air yang mengalir |
ガタンガトン (gatan-gaton) | Suara kereta bergerak |
カタカタ (kata-kata) | Klik klak, mengetik |
サワサワ (sawa-sawa) | Gemerisik |
3. Gitaigo (Suatu keadaan)
Gitaigo adalah kata yang digunakan untuk mengekspresikan atau menggambarkan suatu keadaan. Perbedaan antara giongo dan gitaigo adalah pada onomatope giongo suara yang dihasilkan dari sebuh benda mati, sedangkan gitagio menggambarkan suatu keadaan yang bisa dirasakan oleh indra manusia (kecuali indra pendengaran), suatu keadaan yang hening, kondisi basah kuyup, kilau cahaya, dan lain lain.
Gitagio | Arti |
キラキラ (kira-kira) | Berkilau |
グルグル (guru-guru) | Pusing |
ぺとぺと (peto-peto) | Merasa lengket karena berkeringat |
ピカピカ (pika-pika) | Bersinar |
ムシムシ (mushi-mushi) | Lembab |
ピリピリ (piri-piri) | Pedas |
べとべと (beto-beto) | Lengket |
ダラダラ (dara-dara) | Dengan malas |
ほかほか (hoka-hoka) | Makanan yang panas |
4. Giyougo (Pergerakan)
Giyougo adalah kata yang digunakan untuk menirukan keadaan tingkah laku makhluk hidup dan aktivitas manusia seperti mendeskripsikan pergerkan dan perpindahan sesuatu hal /benda.
Giyougo | Arti |
グルグル (guru-guru) | Berputar -putar |
ゆっくり (yukkuri) | Melakukan sesuatu dengan perlahan |
コロコロ (koro-koro) | Sesuatu bergulir |
ウロウロ (uro-uro) | Berkeliaran |
スタスタ (suta-suta) | Jalan cepat |
ガチガチ (gachi-gachi) | Gemeretak gigi |
しばしば (shiba-shiba) | Berkedip cepat |
カバカバ (kaba-kaba) | Mengunyah makanan dengan cepat |
5. Gijougo (Perasaan)
Gijougo adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan keadaan perasaan atau psikologis seseorang.
Gijougo | Arti |
むかむか (muka-muka) | Mual |
いらいら (ira-ira) | Perasaan kesal |
びっくり (bikkuri) | Terkejut |
のろのろ (noro-noro) | Perasaan Malas |
ぼろぼろ (boro-boro) | Terkuras secara mental |
るんるん (run-run) | Bersenandung dengan riang |
やきもき (yakimoki) | Sangat khawatir |
むくむく (muku-muku) | Mendapatkan sebuah ide |
Contoh Penggunaan Onomatope dalam Bahasa Jepang
1. Kata Keterangan
Saat berpasangan dengan “と(to) ” sebelum kata kerja, maka akan menjadi sebuah kata keterangan.
Onomatope + と(to) +kata kerja
かぜがビュンビュンとふき始めた
Kaze ga byunbyun to fuki hajimeta
Angin mulai berhembus kencang
ラジオを聴きながら, 旦那さはゲラゲラと笑いました
Rajio o kikinagara, danna san wa geragera to waraimashita.
Saat mendengarkan radio, suami saya tertawa terbahakbahak,
Terkadang onomatopoeia menggunakan に (ni) sebelum kata kerja, terutama saat mendeskripsikan suatu keadaan atau kondisi. Itu membuat kata kerjanya lebih deskriptif, seperti:
Onomatope + に (ni) + kata kerja
父はカンカンにおこりました
Chichi wa kankan ni okorimashita
Ayahku menjadi sangat marah
おこる (okoru) berarti “menjadi marah” tetapi jika ditambahkan カンカン (kankan) menjadi “sangat marah.”
2. Kata Kerja
Onomatope bisa digunakan menjadi sebuah kata kerja dengan menambahkan imbuhan “yaru” atau “suru”. Seperti pada onomatope gitagio yang jika ditambahakan imbuhan “suru” akan berubah menjadi kata kerja dengan makna kata “merasa” atau “melakukan sesuatu”.
Onomatope + する(Suru)
Contohnya:
ハラハラ (Harahara) | Kegelisahan |
する(Suru) | Merasa |
「ハラハラする」”Hara-hara suru” | Merasa gelisah |
明日面接があるので、ハラハラする。
Ashita mensetsu ga aru node, hara-hara suru.
Aku besok ada interview, aku menjadi merasa gelisah (tegang).
3. Kata Sifat
Dengan menambahkan imbuhan ”の(No)” pada kata onomatope, maka makna dari kata tersebut akan berubah menjadi kata sifat yang menerangkan keadaan suatu benda. Namun tidak semua kata bisa diubah menjadi kata sifat. Penggunaannya juga bisa ditempatkan sebagai predikat yang menjelaskan subjek.
Onomatope + の(No)+ Kata benda
ムシムシ (mushi mushi) | Panas dan lembab (pengap) |
の(No) | yang |
日 (hi) | hari |
ムシムシの日 (mushi-mushi no hi) | Hari yang pengap |
今日はムシムシの日ね。
Kyou wa mushi-mushi no hi ne.
Hari ini cuacanya sangat pengap ya
Bagaimana Indsei sekarang kamu sudah bisa memahami apa itu onomatope bukan? Mempelajari penggunaan onomatope ini sangat penting dalam percakapan bahasa Jepang sehari-hari. Kamu akan terdengar lebih ekspresif dan berbicara seperti penutur asli.